Pada tanggal 24 – 25 Mei 2013 kemarin Pankas BnB
mengadakan touring pertama di awal tahun kepengurusan yang baru. Touring kali
ini sedikit berbeda dari sebelumnya, kali ini kita mencoba mengangkat tema
tentang Jalan Daendels atau lebih dikenal Jalan Raya Pos (Grote Postweg) yang
terbentang dari Anyer sampai Panarukan, tujuannya agar kita mengenal sejarah telah
dibuat oleh pengorbanan rakyat
Indonesia. Nah, kalo ada yang belum tau tentang Jalan Raya Pos yuk di baca dulu
sedikit artikelnya.
Jalan Raya Pos (Grote
Postweg)
29 April
1808, dalam perjalanan daratnya dari Buetenzorg (Bogor) ke Semarang dan
Oosthoek (Jawa Timur), Gubernur Jenderal Willem Herman Daendels mendapatkan
gagasan untuk memperlebar jalan dari Anyer hingga Panarukan sejauh 1000 km,
yang kemudian dikenal dengan sebutan Jalan Raya Pos (Grote Postweg). Lebar
jalan yang diinginkan adalah 7 meter.
Tahap pertama
merupakan pembuatan jalan untuk membuka poros Batavia – Banten pada tahun 1808,
pada masa itu Daendels memfokuskan kegiatannya pada pembangunan dua pelabuhan
di utara (Merak) dan di selatan (Ujung Kulon). Jalur ini melalui garis pantai
dari Batavia menuju Carita, Caringin, menembus Gunung Pulosari, Jiput, Menes,
Pandeglang, Lebak hingga Jasinga (Bogor). Tahap kedua dimulai tahun 1809, Dari
Anyer melalui Pandeglang jalan bercabang dua menuju Serang (utara) dan Lebak
(selatan).
Angan-angan Daendels
untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan,
direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk
memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer. Yang
gagal, termasuk para pekerjanya, dibunuh. Kepala mereka digantung di
pucuk-pucuk pepohonan di kiri-kanan ruas jalan. Gubernur Jenderal Daendels
memang menakutkan. Ia kejam, tak kenal ampun. Dengan tangan besinya jalan itu
diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja (1808). Suatu prestasi yang luar
biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos dikenal dan
mendunia hingga kini.
Dari Serang, rute
selanjutnya Ke Tangerang, Jakarta, Bogor, Puncak, Cianjur, Bandung, Sumedang,
Cirebon hingga Panarukan, sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Jalan inilah jalan
yang di sebut jalan utama atau jalan protokol, tetapi itu tidak berarti
bahwa tidak ada cabang-cabang jalan lainnya yang dilewati oleh Daendels.
Anyer dijadikan
titik km nol karena kota ini sudah di pola Daendels untuk mempermudahkan pengangkutan
hasil bumi dari Banten menuju dua pelabuhan yaitu pelabuhan Merak dan Pelabuhan
Ujung Kulon. Banten sendiri sudah dilokalisasi dalam segi hasil bumi oleh
Daendels karena Banten Subur dan Kaya akan hasil buminya terutama
rempah-rempah.
Menuju Titik 0 Km (Anyer – Panarukan)
Perjalanan
touring kami hanya menyusuri sebagian kecil Jalan Daendels saja yaitu dari
Depok menuju Anyer, adapun rute yang kami lewati adalah :
Depok - Kramat Jati - Meester Cornelis / Jatinegara - Matraman - Salemba - Kramat- Pasar Senen - Weltevreden / Monas / Gambir
- Pasar Baru - Kemayoran - Gunung Sahari - Mangga Dua
- Glodok - Sunda Kelapa / Batavia / Jakarta - Grogol - Daan Mogot - Tangerang - Balaraja - Serang
- Banten
- Cilegon - Anyer
Perjalanan
Pankas BnB dimulai dari Gereja GPIB Panacaran Kasih Depok, para Bikers dan
Boncengers berangkat tepat pukul 24:00 Wib
(tumben tepat waktu..hehehe..). Tujuan pertama kami mengisi bahan bensin di
daerah AURI Cisalak, tapi belum sampai di Pom bensin udah Byuuuuurrrr... hujan..
hujan.. untungnya hujannya masih gerimis, jadi kita gas terus sampai Pom
bensin. Setelah semua sudah mengisi full bensinnya, dan hujan semakin ramai
akhirnya kami memustuskan memakai jas hujan, mengingat perjalanan kami masih
panjaaang.. dan tujuan kedua adalah menjemput teman kami Bro Victor yang sudah
menunggu di PGC Cililitan.
Hujan yang semakin deras dan udara dingin pun mulai
meraba masuk kedalam tubuh kita (cieee.. meraba :D ), tapi kok lama-lama ketika
sudah memasuki jalan Kramat Jati, jalanan kering dan hujan pun lenyap.. ternyata
eh ternyata hujannya hanya lokal saja. Akhirnya di destinasi kedua kami bertemu
Bro Victor dan setelah melewati Meester/Jatinegara kami memutuskan membuka Jas
hujan (udah ga ujan, jadi gerah.. euii), dan perjalanan kami lanjutkan kembali
menuju tujuan ketiga yaitu Indomaret boncengernya mau beli cemilan.. (ini
touring apa piknik ya.. hehehe..)
Menyusuri Jalan Matraman, Salemba, Pasar Senen, sepi
dari hiruk pikuk keramaian bahkan kemacetan yang terjadi di siang hari dan
ketika melewati Mangga Dua, Glodok suasana kota Jakarta begitu terang di sinari
lampu-lampu gedung-gedung bertingkat dan tempat-tempat hiburan di daerah ini.
Jakarta.. oh Jakarta..
Pukul 02 : 10 WIB, perjalanan kami sampai di Indomaret
Tangerang untuk kami beristirahat sebentar sekalian membeli perbekalan kami dan
sedikit mengisi perut yang kosong. Sekitar 30 menit kami beristirahat akhirnya
kami melanjutkan kembali perjalanan dengan tujuan keempat adalah rest area pom
bensin Serang.
Banyak orang bilang malam hari suasana jalanan akan lengang dan
tak ada aktifitas, tapi sayang itu berbeda dengan daerah Tangerang menuju Serang,
kami harus ekstra berhati-hati karena jalanan dipenuhi truck-truck dan
kontainer yang membawa barang menuju Jakarta dari Pelabuhan Merak, selain itu
juga beberapa ruas jalan sedang dalam perbaikan jadi ada sedikit kemacetan
(lupa nama jalannya apa? :D ). Setelah melewati jalan berdebu dan berlobang
harus kami lewati, akhirnya para bikers dan boncengers pun ngantuk, maklum
boncengernya kebanyakan wanita (alesan.. hehe..). Pukul 04:00 WIB, Kami pun memutuskan untuk istirahat di sebuah
Pom Bensin Jalan raya Serang, semuanya tiduuurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr......
Pukul 05:00, Semua sudah kembali bersiap untuk melanjutkan
perjalanan menuju Anyer. Gas pun kembali di be’jek (jiaaahh...bahasa apa coba?).
Menikmati udara pagi di kota Serang, perjalanan kami yang panjang akhirnya
mamasuki kota Baja atau Kota Cilegon, mengapa kota Baja? Karena Kota Cilegon
merupakan tempat penghasil baja terbesar di Asia Tenggara yang berasal dari
Kawasan Industri Krakatau Steel. Pabrik-pabrik besar banyak sekali di daerah
ini dan walaupun weekend aktifitas
pabrik ini tetap berjalan, buruh pabrik di pagi ini banyak berlalu-lalang
menggunakan motor atau pun truck angkutan mereka.....
Bersambung