pop ads

Hello welcome to BnB Community Blog :)

pop ads

Hello welcome to BnB Community Blog :)

Pages

Menuju Aspal Yogyakarta 2012

Perjalanan Touring BnB kali ini merupakan semangat kamidalam menyambut Hari Kemerdekaan RI dan libur Lebaran

Pancaran Kasih Bikers N Boncengers

Kalo bisa rame-rame, kenapa musti sendiri ?

A Journal To Green Canyon

Inilah awal kisah perjalanan para Bikers N Boncengers Pancaran Kasih Depok.

Kembali ke Ujung Genteng

Ini adalah perjalanan kami yang ke dua menuju Ujung Genteng, eksplorasi pantai-pantai yang menarik.

Brotherhood Ride With The King

Bersama untuk kemuliaan Tuhan

Sunday, May 26, 2013

Touring Napak Tilas Jalan Raya Pos Daendels



Pada tanggal 24 – 25 Mei 2013 kemarin Pankas BnB mengadakan touring pertama di awal tahun kepengurusan yang baru. Touring kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya, kali ini kita mencoba mengangkat tema tentang Jalan Daendels atau lebih dikenal Jalan Raya Pos (Grote Postweg) yang terbentang dari Anyer sampai Panarukan, tujuannya agar kita mengenal sejarah telah dibuat  oleh pengorbanan rakyat Indonesia. Nah, kalo ada yang belum tau tentang Jalan Raya Pos yuk di baca dulu sedikit artikelnya.

Jalan Raya Pos (Grote Postweg)

 29 April 1808, dalam perjalanan daratnya dari Buetenzorg (Bogor) ke Semarang dan Oosthoek (Jawa Timur), Gubernur Jenderal Willem Herman Daendels mendapatkan gagasan untuk memperlebar jalan dari Anyer hingga Panarukan sejauh 1000 km, yang kemudian dikenal dengan sebutan Jalan Raya Pos (Grote Postweg). Lebar jalan yang diinginkan adalah 7 meter.

Tahap pertama merupakan pembuatan jalan untuk membuka poros Batavia – Banten pada tahun 1808, pada masa itu Daendels memfokuskan kegiatannya pada pembangunan dua pelabuhan di utara (Merak) dan di selatan (Ujung Kulon). Jalur ini melalui garis pantai dari Batavia menuju Carita, Caringin, menembus Gunung Pulosari, Jiput, Menes, Pandeglang, Lebak hingga Jasinga (Bogor). Tahap kedua dimulai tahun 1809, Dari Anyer melalui Pandeglang jalan bercabang dua menuju Serang (utara) dan Lebak (selatan).

Angan-angan Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara Pantai Anyer hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sekian kilometer. Yang gagal, termasuk para pekerjanya, dibunuh. Kepala mereka digantung di pucuk-pucuk pepohonan di kiri-kanan ruas jalan. Gubernur Jenderal Daendels memang menakutkan. Ia kejam, tak kenal ampun. Dengan tangan besinya jalan itu diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja (1808). Suatu prestasi yang luar biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos dikenal dan mendunia hingga kini.

Dari Serang, rute selanjutnya Ke Tangerang, Jakarta, Bogor, Puncak, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon hingga Panarukan, sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Jalan inilah jalan yang di sebut jalan utama atau jalan protokol, tetapi itu tidak berarti bahwa tidak ada cabang-cabang jalan lainnya yang dilewati oleh Daendels.

Anyer dijadikan titik km nol karena kota ini sudah di pola Daendels untuk mempermudahkan pengangkutan hasil bumi dari Banten menuju dua pelabuhan yaitu pelabuhan Merak dan Pelabuhan Ujung Kulon. Banten sendiri sudah dilokalisasi dalam segi hasil bumi oleh Daendels karena Banten Subur dan Kaya akan hasil buminya terutama rempah-rempah.

Menuju Titik 0 Km (Anyer – Panarukan)

Perjalanan touring kami hanya menyusuri sebagian kecil Jalan Daendels saja yaitu dari Depok menuju Anyer, adapun rute yang kami lewati adalah :



Perjalanan Pankas BnB dimulai dari Gereja GPIB Panacaran Kasih Depok, para Bikers dan Boncengers berangkat  tepat pukul 24:00 Wib (tumben tepat waktu..hehehe..). Tujuan pertama kami mengisi bahan bensin di daerah AURI Cisalak, tapi belum sampai di Pom bensin udah Byuuuuurrrr... hujan.. hujan.. untungnya hujannya masih gerimis, jadi kita gas terus sampai Pom bensin. Setelah semua sudah mengisi full bensinnya, dan hujan semakin ramai akhirnya kami memustuskan memakai jas hujan, mengingat perjalanan kami masih panjaaang.. dan tujuan kedua adalah menjemput teman kami Bro Victor yang sudah menunggu di PGC Cililitan.
Hujan yang semakin deras dan udara dingin pun mulai meraba masuk kedalam tubuh kita (cieee.. meraba :D ), tapi kok lama-lama ketika sudah memasuki jalan Kramat Jati, jalanan kering dan hujan pun lenyap.. ternyata eh ternyata hujannya hanya lokal saja. Akhirnya di destinasi kedua kami bertemu Bro Victor dan setelah melewati Meester/Jatinegara kami memutuskan membuka Jas hujan (udah ga ujan, jadi gerah.. euii), dan perjalanan kami lanjutkan kembali menuju tujuan ketiga yaitu Indomaret boncengernya mau beli cemilan.. (ini touring apa piknik ya.. hehehe..)

Menyusuri Jalan Matraman, Salemba, Pasar Senen, sepi dari hiruk pikuk keramaian bahkan kemacetan yang terjadi di siang hari dan ketika melewati Mangga Dua, Glodok suasana kota Jakarta begitu terang di sinari lampu-lampu gedung-gedung bertingkat dan tempat-tempat hiburan di daerah ini. Jakarta.. oh Jakarta..

Pukul 02 : 10 WIB, perjalanan kami sampai di Indomaret Tangerang untuk kami beristirahat sebentar sekalian membeli perbekalan kami dan sedikit mengisi perut yang kosong. Sekitar 30 menit kami beristirahat akhirnya kami melanjutkan kembali perjalanan dengan tujuan keempat adalah rest area pom bensin Serang.

Banyak orang bilang malam hari suasana jalanan akan lengang dan tak ada aktifitas, tapi sayang itu berbeda dengan daerah Tangerang menuju Serang, kami harus ekstra berhati-hati karena jalanan dipenuhi truck-truck dan kontainer yang membawa barang menuju Jakarta dari Pelabuhan Merak, selain itu juga beberapa ruas jalan sedang dalam perbaikan jadi ada sedikit kemacetan (lupa nama jalannya apa? :D ). Setelah melewati jalan berdebu dan berlobang harus kami lewati, akhirnya para bikers dan boncengers pun ngantuk, maklum boncengernya kebanyakan wanita (alesan.. hehe..). Pukul 04:00 WIB,  Kami pun memutuskan untuk istirahat di sebuah Pom Bensin Jalan raya Serang, semuanya tiduuurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr......

Pukul 05:00, Semua sudah kembali bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Anyer. Gas pun kembali di be’jek (jiaaahh...bahasa apa coba?). Menikmati udara pagi di kota Serang, perjalanan kami yang panjang akhirnya mamasuki kota Baja atau Kota Cilegon, mengapa kota Baja? Karena Kota Cilegon merupakan tempat penghasil baja terbesar di Asia Tenggara yang berasal dari Kawasan Industri Krakatau Steel. Pabrik-pabrik besar banyak sekali di daerah ini dan walaupun weekend aktifitas pabrik ini tetap berjalan, buruh pabrik di pagi ini banyak berlalu-lalang menggunakan motor atau pun truck angkutan mereka.....

Bersambung